rasimedia.com – Mungkin banyak orang yang belum tahu siapa Hasjim Djalal. Di kalangan dunia internasional, Hasjim dikenal sebagai pakar hukum laut internasional.
Namun, lebih penting dari itu, Hasjim adalah pelaku sejarah bagi bangsa Indonesia. Hasjim tercatat sebagai salah satu arsitek United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) atau konvensi hukum laut internasional yang disahkan PBB pada 10 Desember 1982.
Pada saat merdeka tahun 1945, wilayah Indonesia hanya dua juta kilometer persegi, tetapi sejak berlakunya UNCLOS, luas wilayah Indonesia meningkat tiga kali lipat menjadi hampir enam juta kilometer persegi.
Konvensi hukum laut internasional adalah mengembangkan teori bahwa satu negara yang terdiri atas kepulauan, dianggap satu, dan menyatukan seluruh perairan di dalamnya sebagai wilayah nasionalnya.
Menurut Marsetio, Hasjim Djalal ibarat mercusuar yang sangat dibutuhkan kapal yang tengah berlayar di tengah lautan. Ia menjadi pemandu kapal di malam hari agar tidak tertabrak karang. Hampir dalam semua potensi konflik terkait masalah perbatasan, TNI AL selalu berkomunikasi dan meminta nasehat dengan Hasjim Djalal.
“Dedikasi, loyalitas, dan pengabdian beliau sangat besar bagi bangsa ini. Karena itu beliau mendapat bintang jasa sebagai penghargaan tertinggi TNI AL yang diberika secara selektif,” tutur Marsetio.
Sedangkan Syarif Cicip Sutarjo mengatakan Hasjim Djalal adalah pahlawan dan pelaku sejarah yang telah melakukan usaha yang berliku liku untuk memperjuangkan penambahan luas laut Indonesia.
Menurut Cicip, kedepan harus ada perubahan paradigma pembangunan dari yang selama ini landbased oriented menjadi marinebased oriented.
“Karena 70 persen wilayah Indonesia adalah lautan. Laut sebagai satu andalan perekonomian kita ke depan,” kata Cicip.
Sementara Dino Patti Djalal, mantan duta besar Indonesia untuk AS yang juga putera Hasjim Djalal mengatakan sosok Hasjim adalah seorang yang sangat sederhana.
“Pak Hasjim adalah orang kampung yang hingga sekarang masih tidur di lantai,” katanya.
Menurut Dino, kekuatan diplomasi pak Hasjim adalah kekuatan intelektual yaitu bisa menjadi leader karena kekuatan intelektual dan moral.
Hasjim dikatakan Dino dapat mensimplikasi masalah masalah yang rumit menjadi mudah dicerna.
“Pelajaran penting yang saya dapat dari Pak Hasjim adalah kemampuan beradu argumentasi sangat penting. Bukan hanya adu lantang berteriak. Kemampuan meyakinkan lawan dengan argumentasi yang kuat menjadi yang utama,” tutur Dino.
“Hal yang saya ingat dari beliau adalah gigih mempertahankan kepentingan nasional. Beliau bisa berjam jam berunding bahkan bisa sampai pagi,” jelas Dino.