Rasimedia.com – Aliansi BEM Riau Bersatu Audiensi dengan RSJ Tampan terkait kematian pasien baru-baru ini, yang mana pihak RSJ Tampan diwakili oleh Wadirut bagian Umum dan Keuangan
Dalam Audiensi tersebut Aliansi BRB menanyakan terkait kematian pasien yang membuat Opini liar di Masyarakat apakah memang ini murni bunuh diri dari pasien atau memang ini akal-akalan dari Pihak RSJ Tampan untuk menutupi Fakta sebenarnya.
Kami sudah masukkan surat Audiensi hari Jumat kemarin dan pada hari selasa kami audiensi terkait permasalahan ini, kami cukup lama sekitar 2 minggu lebih juga mengkaji permasalahan ini. Dari seluruh aspek kemungkinan yang terjadi.
“Akhirnya kami berkesimpulan untuk membuka dialog dengan pihak RSJ Tampan terkait Permasalahan ini, kami juga tidak ingin beropini liar terkait permasalahan ini, perlu juga ada dialog dengan pihak RSJ Tampan,” ungkap Ikhsan Tarigan Korpus Aliansi BEM Riau Bersatu, Rabu (21/5/2025)
“Dari kesimpulan diskusi kami dengan Pihak RSJ Tampan ada 2 Pertanyaan yang tidak bisa di jawab oleh pihak RSJ Tampan. Yang pertama Kenapa pada saat kejadian pihak RSJ Tampan tidak langsung menunjukkan CCTV kepada keluarga korban padahal CCTV tersebut aktif 24 Jam. Jikalau seandainya pihak RSJ Tampan langsung menunjukkan kepada keluarga korban kalau pasien ini memang bunuh diri dengan rekaman CCTV pasti tidak akan muncul Opini liar dari pada Masyarakat perhari ini. Artinya ada dugaan yang sedang ditutupi oleh pihak RSJ Tampan sampai hari ini, walaupun bukti rekaman CCTV sudah di pegang oleh pihak Kepolisian,” jelas Ikhsan Tarigan.
“Yang kedua jika memang ternyata pasien bukan bunuh diri melainkan ada penyebab lain apa yang akan di ambil sikap oleh pihak RSJ Tampan terkait permasalahan ini, apakah siap Dirut RSJ Tampan dan jajarannya yang bertanggung jawab siap mundur dari jabatannya karna ini bakal merusak Citra dari pada RSJ Tampan itu sendiri dan juga Gubernur Riau yang baru menjabat diterpa isu yang tidak sedap terkait permasalahan ini,” tambahnya.
Ia mengatakan Kami juga melirik terkait jasa Keamanan yang memakan biaya yang sangat tinggi di RSJ Tampan mencapai 2.4 M dalam 1 tahun, tetapi bisa terjadi bunuh diri di dalam RSJ Tampan, rasanya kami juga mempertanyakan terkait outsourcing dari Jasa keamanan RSJ Tampan yang memakan biaya mahal tapi bisa terjadi seperti ini.
“Rasanya Gubernur perlu bersikap terkait Jasa Keamanan yang ada di RSJ Tampan yang memakan biaya yang tinggi tetapi kami duga adanya kelalaian,” beber Ikhsan Tarigan.
Melihat dinamika kasus kematian Pasien di RSJ Tampan ini yang sudah masuk ranah kepolisian rasanya kami juga mempertanyakan ada apa dengan pihak kepolisian Kota Pekanbaru yang lambat dalam prosesnya, apakah memang ini benar-benar bunuh diri seperti pengakuan dari pihak RSJ Tampan atau ada hal lain yg sedang di tutup-tutupi oleh Pihak Kepolisian Kota Pekanbaru.
Apakah Kami Perlu turun Aksi di Polda Riau untuk menyuarakan terkait permasalahan ini agar Kapolda untuk mencopot Kapolresta Pekanbaru karna lambatnya proses penegakkan hukum di Kota Pekanbaru karna membuat masyarakat menjadi berpikir liar dan juga jelas ada CCTV di RSJ Tampan di tiap Ruangan pasien 24 Jam.
“Dan ini juga Evaluasi bagi Kapolda Riau Menjelang 100 Hari kerjanya bahwa ada anggota di bawahnya, yang kami duga bermain-main dalam penanganan Kasus kematian di RSJ Tampan padahal sudah jelas CCTV 24 Jam aktif di setiap Ruangan,” tutup Ikhsan Tarigan. ***

